Kembalinya COVID-19 Akan Menghentikan Laga Liga Inggris

Inggris dikabarkan dengan munculnya COVID-19 veris terbaru. Virus tersebut muncul pada pertengahan Desember 2020 ini. Keadaan ini juga bisa menjadi sebuah ancaman untuk kelanjutaan kompetisi ajang Liga Inggris. Virus varian terbaru ini dikabarkan bisa menyebar lebih cepat dibanding dengan virus aslinya.

Walaupun dikabarkan tidak bisa menyebakan kematian, namun kewaspadaan tinggi wajib dilakukan dan saat ini kewaspadaan tertinggi sudah diberlakukan di Eropa. Berdasarkan laporan dari media Inggris The Telegraph, varian COVID-19 terbaru ini bisa mengancam berlangsungna laga di Inggris. Beberapa laga bisa saja ditunda.

Liga Inggris sendiri saat ini sedang memasuki masa-masa padatnya. Klub besar bisa bermain namun hanya bisa selama dua hari saja. Apalagi tradisi Boxing Day juga akan tetap diberlangsungkan dengan menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

“Olahrgaa tingkat atas diberitahu untuk mengikuti prosedur dan mengantisipasi mengenai lonjaknya kasus COVID-19 terbaru ini dengan varian sebesar 70%, yang mungkin bisa saja menular dari Virus COVID-19 aslinya”, ungkap media pemberitaan The Telegraph pada akhir pekan kemarin.

London dan Wilayah sekitar Tenggara Inggris sudah diberlakukan Lockdown kembali untuk mencegah tertularnya virus terbaru dari COVID-19. Virus ini sudah merusak perencanaan Natal dan Tahun Baru yang telah disusun oleh warga setempat.

Menteri kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan bahwa pemerintahan sudah memberlakukan Lockdown menjelang natal dan tahun baru secara ketat di London dan wilayah Tenggara Inggris. Hal tersebut dilakukan karena jenis COVID-19 terbaru ini berbeda dengan COVID-19 aslinya.

Dilansir dari media Channel News Asia, Senin (21 Desember 2020), Hacock memperingatkan bahwa langkah-langkah yang ketat bisa saja diberlakukan sampai vaksin dari COVID-19 ini diluncurkan secara resmi oleh pemerintahan Inggris.

“Dengan keadaan ini, kami sudah bergerak dan bertindak dengan cepat dan tegas. Pemerintahan telah mengumumkan untuk tetap tinggal dirumah dan semua toko pembelajaan dianggap tidak terlalu penting yang mempengaruhi sekitar sepertiga dari populasi Inggris wajib tutup. Namun sayangnya strain baru itu baru saja keluar dan itu menjadi hal diluar kendali kita. Kami harus berusaha untuk mengendalikannya itu semua”, tutup Hancock.